Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

MEMBANGUN MANUSIA MERDEKA : DIANTARA FAEDAH ZAKAT

Dalam daftar mustahiq zakat (orang yang berhak menerima zakat), dalam Al-Qur;an Allah SWT menerangkan ke delapan golongan yang menjadi sasaran penerima zakat. Redaksi ayat dalam arti bahasa Indonesianya begini, “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat (amilin), para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah SWT, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S At-Taubah : 60) Keterangan tersebut merupakan dalil qath’i yang Allah SWT tetapkan kepada orang-orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Disamping berbagai faedah yang didapatkan, kepatuhan kita terhadap Al-Qur’an merupakan suatu konsekuensi logis yang tidak dapat ditawar-tawar, sehingga pemenuhan atas perintah dan anjurannya merupakan suatu keharusan meskipun ia tanpa manfaat materiil secara langsung...

Konseling : Kebutuhan Manusia Masa Depan

Di awal pertemuan Calon Mahasiswa penerima beasiswa Qur'an, seorang pembimbing menerangkan hak pembelajaran yang akan diperoleh pada prodi Healing Counseling (dahulunya), yang kemudian terjadi perubahan nomenklatur bernama Bimbingan Penyuluhan Islam Konseling, hingga diresmikan berdasarkan opsi dari pihak kopertais menjadi Bimbingan Penyuluhan / Konseling Islam, dengan gelar Sarjana Sosial Islam di akhirnya.  Tidak dapat ditebak secara pasti, apa yang akan menjadi dasar keilmuan dominan dalam program studi ini, awalnya. Namun, posisi prodi yang dinaungi oleh Fakultas Psikologi, memberikan deskripsi singkat bahwa kajian ilmu jiwa adalah pembahasan sentral yang akan menjadi hidangan keseharian kelak. Yang kemudian disematkan "Islam" sebagai penegas kerangka keilmuan yang diajarkan. Dalam pada itu ditemukanlah bahwa Konseling merupakan tema sentral program studi ini.  Dalam berbagai arahannya kepala prodi, (Ustadz) Abdullah Hakam Shah, Lc., M.A berulang kali menggambarka...

Refleksi dari Sebait Notulensi Perempuan KAMMI Jakarta

  Melukis Warna Masa Depan Jakarta             Menjelang pemilihan gubernur Ibu Kota, jagat perpolitikan tanah air dibuat riuh menyoal kandidat atau bakal calon yang akan mengisi kursi pemerintahan DKI 1. Sebagai Ibu kota negara, Jakarta tentu menjadi trend setter gerakan yang menjadi representasi dari Indonesia di mata bangsa dan dunia. Kesibukan ini pun dilengkapi dengan rencana pilkada yang akan dilakukan serentak di tahun 2017 nanti. Aktivitas paling wajar dari fase pemilihan pemimpin ini adalah adanya pengenalan tokoh yang menjadi tumpuan harapan masyarakat dalam membawa perubahan tata kehidupan yang lebih baik. Dan disinilah momen setiap warganya melukiskan warna masa depan. Sejauh ini, upaya pengenalan tokoh yang akan dicalonkan sebagai pimpinan pemerintahan daerah ataupun pusat, dilaksanakan dengan cara kampanye langsung ataupun tidak langsung, yang pada intinya mengacu pada personal branding, sebagai legitimasi m...

Pelajaran di Sekolah ?

Apa yang kau pelajari di sekolah hari ini, anakku ? Aku diajari bahwa Washington tidak pernah berdusta, Aku diajari bahwa tentara itu tidak gampang mati, Aku diajari bahwa setiap orang punya kebebasan Begitulah yang diajarkan guruku. Itulah yang aku pelajari di sekolah, hari ini Itulah yang aku pelajari di sekolah Aku diajari bahwa polisi adalah sahabatku, Aku diajari bahwa keadilan tidak pernah mati, Aku diajari bahwa pembunuh itu mati karena kejahatannya sendiri, Meski kadang kita juga membuat kesalahan Aku diajari bahwa pemerintah harus kuat, Pemerintah selalu benar dan tak pernah salah, Pemimpin kita adalah orang yang paling bijak, Dan lagi-lagi kita akan memilih mereka. Aku diajari bahwa perang itu tidak begitu buruk, Aku diajari bahwa ada sebuah perang besar yang pernah terjadi, Kita dulu pernah berperang di Jerman dan Perancis, Dan mungkin suatu saat aku akan berperang. Itulah yang aku pelajari di sekolah hari ini, Itulah yang aku pelajarti di sekolah...

Ilmu Bekal Hidup

Berapa banyak manusia butuh waktu untuk membekali hidupnya ? Perjalanan hidup yang kabarnya singkat, tidak berarti kita jalan dengan mengalir tanpa perencanaan dan pembelajaran. Sekolah kehidupan mungkin saja tidak terlembaga dengan jelas, namun disetiap sudut kehidupan ada Hikmah yang Allah sediakan untuk manusia yang berpikir. Proses berpikir itulah yang akan menjadi penentu nilai seseorang, kedudukan dan nasib hidupnya. Hikmah, dalam berbagai pengertian dinyatakan sebagai sebuah penemuan berharga oleh orang terpilih, berasal dari Allah serta mengandung kebaikan yang melahirkan kebaikan selanjutnya. Sebuah perumpamaan yang pernah dismapiakan Said hawwa dalam kitab Tazkiyatun Nafs nya akan pemaknaan hikmah. Ilmu adalah hikmah yang hilang dari seorang mukmin dan wajib dihimpunnya dimanapun ia ( mukmin ) itu menemukannya. Sedangkan berfikir, adalah suatu aktifitas ukhrowi yang Allah hargai setara dengan 60.000 tahun ibadah. Beragam kalimat dalam Al-Qur’an yang menerangkan ...

Kesalahan

Salah dan kesalahan selalu mencari pembenaran untuk tidak disalahkan. Kesalahan adalah sesuatu yang dianggap bermasalah sebab dari salah yang diperbuat itu. Salah adalah kewajaran dari sifat manusia. “ al-insanu fii mahalil khotto’ wa an-nisyan” bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Walaupun demikian tidak diperkenankan untuk mencari pembenaran dan selalu menjadikannya dalil atas setiap salah dan kekeliruan. Seseorang yang bersalah bisa tersebab dari kebodohan atau luputnya ingatan, namun ada juga yang terbiasa mencari-cari kesalahan dan berbuat salah  itulah yang tercela. Salah memang tiada yang tertpuji namun dapat dimaklumi ketika tersebab oleh yang pertama tadi, bodoh (tidak tahu) atau lupa, sebagaimana Allah SWT pun tidak menghukum orang yang tidak tahu dan lupa terhadapnya. Sebab itulah mencari ilmu dihukumkan wajib, agar manusia terputus dengan kebodohan dan terhindar dari salah yang berlebihan. Tidak diperkenankan kita mengucilkan orang yang bersalah apalagi ...

Serial Konsep Bahagia (part.1)

Mencari Bahagia                 Dalam perbendaharaan kosakata, bahagia seringkali memiliki padanan yang beragam, jika diminta memberi batasan saja bahagia akan sangat bergantung pada banyak hal. “ Kalau kita perturutkan, bahagia itu mempunyai kaidah sebanyak orang, sebanyak penderitaan, sebanyak pengalaman, sebanyak kekecewaan.” ( HAMKA )                  Orang fakir mengatakan bahagia pada kekayaan; Orang sakit mengatakan bahagia itu pada kesehatan; Orang yang telah terjerumus ke lembah dosa mengatakan bahwa terhenti dari dosa itu kebahagiaan; Seorang yang rindu atau bercinta, mengatakan hasil maksudnya itulah bahagia. Ada banyak keterwakilan makna, lain hal saat aku menemukannya, kadang datang tanpa alasan yang jelas. Aku bahagia saat bertemu dengannya ? kenapa bahagia ? Aku tidak tahu, aku hanya merasa mesin pencarian ku ...