SOAL MASYARAKAT BERKEMAJUAN



Bacaan ku tentang kartini sedang mamsuki bagian ke empat. Berkaitan dengan dunia Barat yang dikenal Kartini. 142 halaman sebelumnya adalah kalimat-kalimat penuh makana yag memanjangkan usia, yang kumaksud, ia telah membawa ku hidup 3 – 4 abad sebelum lahirku di dunia. Sepanjang itu ribuan rencana perlu digagas sadar, sebab pelajaran melimpah tak kurang memberi cerminan social masyarakat di masa pra Merdeka, saat dimana bangsa ku belum mendeklarasikan dirinya sebagai sebuah bangsa, namun tercocok hidungnya seperti kerbau oleh kehendak kolonial yang menghimpun segalanya dari Hindia.

Penindasan feodalisme yang membodohi Rakyat terutama dari segi ketunduk – patuhannya kepada yang tidak patut. Mereka serahkan pengabdian untuk kaum imperialis yang terang-terangan telah menjajah dan menindas, memeras seluruh keringat, membuatnya harus berbungkuk-bungkuk menyembah bangsa kulit putih, yang di saat yang sama bangsa kulit putih itu sedang merampas segala kekayaan mutlak masyarakat Hindia masa itu. Kartini dengan segala dialog bathin nya, telah berhasil membuka kata pada berpuluh sahabat pena di negeri Belanda. Bertukar pikir dengan keterusterangan dan kejujuran pengelihatan hasil observasinya yang sangat tajam.

Estelle Zeehandelaar, yang disebagian suratnya ia sebut “Stella”, ialah gadis sosialis yang turut andil dalam perubahan jiwa kartini. Melalui surat-suratnya ia rangkum dan kawinkan fakta dari daya observasinya, beserta bacaan atas Minnebrieven – buku kedua Multatuli setelah Max Havelaar- juga pengaruh Stella dalam kalimat-kalimatnya di surat.

Gambaran yang belum cukup ini, telah sedikit banyak mempengaruhi relung pemikiran dan hati ku untuk menggagas banyak hal bagi kemajuan. Sadarilah bahwa kemajuan ini yang akan membawa umat manusia pada kondisi membaik, sehingga menduduki derajat kemuliaannya. Atau, apakah aku perlu berteori tentang sebuah kemajuan ? siapapun rasanya akan setuju soal masyarakat berkemajuan, yakni mereka yang bergerak membaik, halus dalam budi, luhur dalam pekerti, luas dalam wawasan, serta benar dalam penghambaan. Pengahmbaan yang benar yang tidak meletakan perasaan dan sikap hamba kepada sesama sahaya, penghambaan hanya kepada Penguasa Yang Agung, pencipta dan pemilik Semesta alam. Berkemajuan itu untuk masa depan, sedang  masa depan adalah hasil perencanaan manusia dan kehendak Tuhan sebagai penentu mutlak.

Dalam kesadaran yang didapat sebagai hamba Tuhan, setiap manusia haruslah menjadi manusia. Kalimat ini aku temui dari berbagai buah pikir para revolusioner yang ku baca baik ekstrem kiri ataupun kanan. Sayyid Quthb yang berbicara tentang pembebasan manusia dari Thaguut, dan Raja-raja bengis yang gila sembah, ia dalam kurungan besinya mengalirkan pikir sehingga menjadi warisan bagi manusia yang hidup setelahnya. Begitupun, kalimat ini ku dapat dalam penuturan Kartini hasil bacaannya atas Minnebrieven “Tugas manusia adalah menjadi manusia.” Kalimat ini ditulis oleh Multatuli saat pengamatannya terhadap masyarakat Jawa di masa penjajahan sangat tajam. Ia saksikan perlakuan hewani dari para amtenar imperialis, yang merampok segalanya dari Rakyat Pribumi. Kesadaran ini tumbuh saling menguatkan, dan lalu menggetarkan organ untuk bergerak.

Hari ini tak kurang kesadaran yang telah dihimpun para putera bangsa, sumbu apakah yang sebetulnya telah dipakai sehingga rawan sekali untuk redup ? Ingin ku ingatkan andaikata belum ada kesepakatan paham. Sumbu atas segala kesadaran haruslah sesuatu yang tegak dengan sifat benar yang mutlak. Ia harus merupakan sebuah keterangan dari yang memiliki Kedaulatan penuh atas seluruh jiwa dan tanah air. Orang Islam menamakannya Kitab Peradaban. Jika dibahasakan ia telah dikenal milyaran manusia serta telah mengalami pembuktian kekuatan pengaruhnya pada generasi mula Islam. Generasi lapis pertama yang cemerlang, setelah masa-masa gelap jahiliyah. Ah, baca saja saat masyarakat Pribumi di Jawa – Hindia begitu bodoh atau saat masyarakat jazirah Arab begitu pandir dengan tradisi dan kelalimannya. Pengaruh apakah yangpaling rasional mengubah mereka ? runut sejarah dan tuntaskan ! kamu tidak akan menemukan sebab kebangkitan dan Merdekanya, kecuali dari yang satu, Islam . 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEBAGAI INSTRUKTUR KAMMI (1)

Harusnya, Munadzomun Fii Syu'unihi

SEBAGAI INSTRUKTUR KAMMI (2)