Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

ADAB DALAM BERNEGARA

INSISTS, 5 Agustus 2018 *Notulensi kajian yang disampaikan oleh Dr. Adian Husaini, dalam agenda belajar Islam yang diselenggarakan oleh komunitas Indonesia Tanpa #JIL. Dengan Moderator, Akmal Sjafriel.  Kata kunci: Muslim; Indonesia; Adab; Negara.   Menjadi muslim yang baik berarti menjadi orang Indonesia yang baik. Walaupun sebagian orang beranggapan muslim yang baik belum tentu menjadi orang Indonesia yang baik.   Kita sebenarnya bukan hanya bisa menjadi seorang muslim yang baik. Namun juga bisa menjadi orang Indonesia yang baik. Perhatikan, 300 tahun kita dijajah oleh orang kafir, namun kita tidak memungkiri bahwa ada yang baik di dalamnya (muslim yang baik). Sebagai contoh, saya (kata Ustadz) sebagai orang Depok dengan pemimpin nya orang muslim, akan lebih bisa menjadi penghuni surga dari orang solo yang walikota non muslim ?  Disinilah letak pentingnya adab dalam bernegara.  Adab itu right action, perbuatan yang benar, sikap jiwa, akhla...

KUBAH; Sebuah Resensi Novel

Konon, sastra diterangkan sebagai subjek yang harus diajarkan, dan danjurkan oleh Sahabat, Umar bin Al Khattab, guna membentuk watak pemberani. Membaca sastra adalah penawar jiwa yang lelah dan penat. Untuk tetap bijak serta pandai merasa, tiadalah mampu aku berpisah dari susunan kalimatnya, lebih dari satu minggu. :v Moli bercerita: "ku rasa, Novel ini adalah karya terbaik diantara buku Ahmad Tohari lainnya, bacalah! Daripada kau baca medsos." Wkwk Sarannya langsung ku terima. *** Pegaten adalah sebuah latar desa yang lugu dan jauh dari kesumat, masyarakat yang ramah, kekeluargaan, juga mudah melupakan kesalahan orang. Sebuah tempat yang tentram digambarkan, sempurna sebagai tempat kepulangan seorang tahanan politik yang baru saja bebas dari pengasingan. Karman. Trah revolutioner dan ajaran pertentangan kelas, begitu saja merasuk pada sukma kehidupan Karman. Bermula dari hasutan Margo, seorang tokoh partai komunis yang gigih membangkitkan kebencian Karman terhadap H...

Menghindari Tidak Pasti (Catatan Tapi 1)

HIDUP, harus dipastikan, jalani yang pasti-pasti saja. Tapi apa bisa kita menghindar dari ketidak pastian. Kata Mas Faqih, “cewek, sukanya memmang dikasih kepastian, padahal kepastian itu belum tentu kebenaran”. Aku berpikir kembali, tentang hal sia-sia yang mengganggu hidup manusia, seperti dengan sengaja hal itu terjadi sebagai resintensi perjuangan. Beruntung, andai disadari, walau sadarnya di akhir, ini masih tergolong nafs al lawwamah dalam kategorisasi jenis-jenis nafsu menurut sebagian ‘alim, seperti Prof. Mujib. Hal sia-sia itu mengganggu keseriusan berjuang, mengacaukan langkah menuju kemenangan. Karena sia-sia itu tiddak berguna. Dan kita perlu bertanya, jika seseorang beranggapan bahwa di dunia tiada yang sia-sia, maka apakah ketidak bergunaan itu tidak ada ? bukan kah ia adalah lawan kata ari berguna ? apakah sebuah lawan kata itu tidak ada ? jawabannya tidak mungkin. Karena sudah pasti, semua diciptakan dan dijadikan-Nya berpasang-pasangan. Begitupun lawan, hakikatn...

JALAN MENUJU TOBA #part 1

Aku mendamba wewangian surga, semerbak pada mereka yang selalu rela. Menempatkan mashlahat untuk ummat manusia, di atas segala. Bagi mereka barokah jumu'ah ku hantar dalam lafadz do'a rahasia. Seseorang telah memilih Gerilya, di penghujung zaman, menyemai pekerti, mengajarkan sadar, agar setiapnya berpikir sepenuh akal. Sebab fikir ialah isyarat dzikir, pengganda nilai ibadah menjadi beribu-ribu banyaknya. Seseorang itu, mengakhirinya di Toba dengan penemuan satu istilah bernama harapan, berselimut gelap yang pernah dikhawatirkan Yunus a.s, walau tak sampai tertelan, ia dan sekawanan telah memandang kesepakatan bernama harapan. Toba di utara sumatera itu, berlegendakan anak durhaka. Sementara ia, tiada pasti mengaji diri, apakah juga itu sebuah durhaka? saat permintaan mula "sang bapak," tiada lekas diindahkannya. Ditimbang titi dengan gelora, optimis dengan pertarungan yang nyaris futuhat, menang atau menang. Masa tak berbalas setia. Pengikut, pun tak kuasa, s...